Seorang laki-laki pernah
mendatangiku ketika aku sedang sendiri. Dia menceritakan kisah pahit
percintaannya di masa lalu, dia juga menceritakan kisah pahit percintaan yang
sedang dialaminya. Dia bercerita, kekasih masa lalu yang dicintai
meninggalkannya untuk laki-laki lain, suatu kondisi yang tidak bias diterima
olehnya, suatu kondisi yang membuatnya jatuh tak berdaya di rumah sakit. Dia
juga bercerita, seorang wanita yang ditemuinya di kampus yang telah membuatnya
jatuh cinta menggantungkan cintanya. Kisah cintanya membuatku menjadi tak tega
meninggalkannya sendiri. Aku berfikir semuanya tak akan berlangsung lama, tapi
ternyata perkiraanku salah. Semua berlanjut semuanya mengalir layaknya air.
Waktu yang membuatku jatuh hati padanya. Waktu juga yang membuatku yakin jika
dia tak sama dengan lelaki di luar sana.
Saat aku mulai menaruh harapan banyak padanya, dia perlahan
berjalan mundur. Saat aku mengejar dan ingin menggenggam tangannya, dia telah
hilang bersama gelapnya malam. Dia memilih pergi tanpa sepatah kata perpisahan,
dia memilih pergi tanpa ku tahu salah apa yang aku lakukan. Dan dia juga
memilih pergi di hari ulang tahunku. Hari dimana aku berharap dia ada untuk
menemaniku. Sekarang aku yang terpuruk karena cinta ku.
Setiap hari aku selalu berharap, dia akan kembali menemaniku,
mendengar semua cerita-ceritaku. tanpa sadar lima bulan sudah dia pergi, dan
selama itu juga aku masih menunggunya, mengharapkannya kembali. Sampai pada
suatu waktu, aku tersadar tak seharusnya aku seperti ini. Tak semestinya aku
membiarkan diriku hanyut dalam luka. Sebelum dia datang aku pernah bahagia,
jadi ketika dia sudah pergi aku harus bahagia seperti sebelum dia datang dan
meninggalkan luka.
Hay Irfana M.I, apa kabar? Aku selalu berharap kabarmu baik. Kamu
mikir gak gimana perasaanku pas kamu milih buat pergi, Aaah pasti kamu gak
mikirin hal itu. Kamu pernah gak ngerasain gak enaknya ditinggal orang yang
kamu sayang pas kamu ulang tahun? Belum pernah ngerasain ya? Nanti ya, tunggu
aja. Oh ya, sekarang aku udah tau loh kenapa kamu gak pernah ngebolehin aku
ngeshare foto kamu di instagram, kamu pasti takut ketahuankan sama pacar kamu
yang di Jakarta, kenapa sih gak jujur aja kalau udah punya pacar pakek alasan
malulah inilah, huuh payah. Sebenernya banyak pertanyaan yang mau aku tanyain,
tapi sudahlah udah gak guna juga. Makasih ya Fan, udah pernah dengerin
cerita-ceritaku, udah buat aku seneng pas aku lagi sedih, udah bias bikin aku
ketawa pas lagi badmood. Makasih juga buat kenangan-kenangannya, makasih kamu
udah membuatku membenci cinta. Aku selalu berdo’a yang terbaik buat kamu,
semoga berjalan lama LDRannya. Sekali lagi terimakasih Simbah.
No comments:
Post a Comment