Saturday, November 28, 2015

untuk kamu



            Seorang laki-laki pernah mendatangiku ketika aku sedang sendiri. Dia menceritakan kisah pahit percintaannya di masa lalu, dia juga menceritakan kisah pahit percintaan yang sedang dialaminya. Dia bercerita, kekasih masa lalu yang dicintai meninggalkannya untuk laki-laki lain, suatu kondisi yang tidak bias diterima olehnya, suatu kondisi yang membuatnya jatuh tak berdaya di rumah sakit. Dia juga bercerita, seorang wanita yang ditemuinya di kampus yang telah membuatnya jatuh cinta menggantungkan cintanya. Kisah cintanya membuatku menjadi tak tega meninggalkannya sendiri. Aku berfikir semuanya tak akan berlangsung lama, tapi ternyata perkiraanku salah. Semua berlanjut semuanya mengalir layaknya air. Waktu yang membuatku jatuh hati padanya. Waktu juga yang membuatku yakin jika dia tak sama dengan lelaki di luar sana.
Saat aku mulai menaruh harapan banyak padanya, dia perlahan berjalan mundur. Saat aku mengejar dan ingin menggenggam tangannya, dia telah hilang bersama gelapnya malam. Dia memilih pergi tanpa sepatah kata perpisahan, dia memilih pergi tanpa ku tahu salah apa yang aku lakukan. Dan dia juga memilih pergi di hari ulang tahunku. Hari dimana aku berharap dia ada untuk menemaniku. Sekarang aku yang terpuruk karena cinta ku.
Setiap hari aku selalu berharap, dia akan kembali menemaniku, mendengar semua cerita-ceritaku. tanpa sadar lima bulan sudah dia pergi, dan selama itu juga aku masih menunggunya, mengharapkannya kembali. Sampai pada suatu waktu, aku tersadar tak seharusnya aku seperti ini. Tak semestinya aku membiarkan diriku hanyut dalam luka. Sebelum dia datang aku pernah bahagia, jadi ketika dia sudah pergi aku harus bahagia seperti sebelum dia datang dan meninggalkan luka.
Hay Irfana M.I, apa kabar? Aku selalu berharap kabarmu baik. Kamu mikir gak gimana perasaanku pas kamu milih buat pergi, Aaah pasti kamu gak mikirin hal itu. Kamu pernah gak ngerasain gak enaknya ditinggal orang yang kamu sayang pas kamu ulang tahun? Belum pernah ngerasain ya? Nanti ya, tunggu aja. Oh ya, sekarang aku udah tau loh kenapa kamu gak pernah ngebolehin aku ngeshare foto kamu di instagram, kamu pasti takut ketahuankan sama pacar kamu yang di Jakarta, kenapa sih gak jujur aja kalau udah punya pacar pakek alasan malulah inilah, huuh payah. Sebenernya banyak pertanyaan yang mau aku tanyain, tapi sudahlah udah gak guna juga. Makasih ya Fan, udah pernah dengerin cerita-ceritaku, udah buat aku seneng pas aku lagi sedih, udah bias bikin aku ketawa pas lagi badmood. Makasih juga buat kenangan-kenangannya, makasih kamu udah membuatku membenci cinta. Aku selalu berdo’a yang terbaik buat kamu, semoga berjalan lama LDRannya. Sekali lagi terimakasih Simbah.

No comments: