PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Oleh: Noor Aisyah Istiani
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mendidik
merupakan suatu proses yang bertanggung jawab untuk menjadikan seorang siswa
untuk menjadi seorang anak yang pintar didalam proses belajar mengajar. Guru
sebagai orang yang menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar
seharusnya tidak hanya menggunakan strategi yang informasi saja. Sehingga
membuat siswa kurang mempunyai inisiatif dan tidak dibiasakan untuk mendapatkan
pengetahuan melalui usaha dan pengalaman siswa itu sendiri. Hal ini di
karenakan peran siswa lebih banyak hanya menerima informasi dari guru yang
kemudian dihafal untuk ujian atau mendapatkan nilai. Guru sebagai orang yang
menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar harusnya menggunakan
strategi yang merangsang keaktifan siswa.
Untuk itu
perlu pengembangan kemampuan dasar, berupa mental fisik dan sosial, untuk
menemukan data dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses
belajar mengajar. Guna mengaktifkan siswa untuk mampu menumbuhkan sejumlah
keterampilan tertentu pada diri peserta didik tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengertian dari pendekatan keterampilan proses?
2. Apa
saja jenis-jenis keterampilan dalam keterampilan proses?
3. Apa
saja tujuan pendekatan keterampilan proses?
4. Apa
saja kelebihan dan kekurangan pendekatan keterampilan proses?
5. Bagaimana
peran guru dalam pendekatan keterampilan proses?
6. Bagaimana
langkah-langkah pelaksanaan pendekatan keterampilan proses?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan
proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah
kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang
lebih tinggi pada diri siswa. Pendekatan keterampilan proses adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan
fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan
intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri.
Pendekatan keterampilan proses
merupakan suatu model belajar yang melibatkan guru dan siswa secara aktif dan
terpadu dalam proses pembelajaran. Keterampilan proses merupakan keterampilan
intelektual yang membekali siswa dengan suatu kemampuan berfikir logis, dan
sistematis dalam menghadapi suatu masalah dibidang manapun juga dan tingkt
lapisan masyarakat apapun juga. Berikut pengertian pendekatan keterampilan
proses menurut beberapa ahli:
a) Menurut Samana
pendekatan keterampilan proses merupakan cara
memandangi siswa serta kegiatannya sebagai manusia seutuhnya yang diterjemahkan
dalam kegiatan pembelajaran yang memerhatikan perkembangan pengetahuan,nilai
hidup serta sikap, perasaan, dan keterampilan sebagai kesatuan, baik sebagai
tujuan maupun sekaligus bentuk pelatihannya. Dari pendekatan tersebut semua
kegiatan belajar dan hasil tampak dalam bentuk kreativitas.
b) Menurut Mulyasa
pendekatan keterampilan proses
merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar,
aktivitas, dan kreativitas siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pengertian tersebut termasuk diantaranya keterlibatan fisik, mental dan social
siswa proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.
c) Menurut Suharjo
pendekatan keterampilan proses
merupakan suatu pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran agar siswa sejak pendidikan dasar membiasakan
untuk mencari masalah kemudian melakukan langkah-langkah yang dapat
menghasilkan produk sains yaitu fakta baru, konsep, generalisasi hukum dan
teori baru.
d) Menurut Glenco Science Skill Hand Book
keterampilan proses sains adalah keterampilan
intelektual yang dimiliki dan digunakan para ilmuwan dalam meneliti fenomena
alam yang dapat dipelajari oleh siswa untuk pengorganisasian informasi, berfikir
kritis, mempraktikkan proses-proses sains dan mempresentasikan dan menggunakan
data.
e) Menurut Gage
Dalam melatih keterampilan proses
IPA perlu diperhatikan taraf berfikir siswa menurutnya keterampilan proses IPA
yang diajarkan disekolah, antara lain melakukan pengamatan, meramalkan,
mengkomunikasikan dan melakukan percobaan.
f) Menurut Darmodjo dan Kaligis
pendekatan keterampilan proses
senada dengan pendekatan inkuiri, Karen memiliki ciri yang sama yaitu:
1) Mendambakan
aktivitas siswa untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber misalnya dari
observasi, eksperimen, dan sebagainya.
2) Guru
tidak dominan tetapi selaku organisator dan dan fasilitator.
Pendekatan ini disebut pendekatan
proses karena memiliki ciri-ciri khusus yang berkenaan dengan proses pengolahan
informasi yaitu:
1) Ilmu
pengetahuan tidak dipandang sebagai produk semata tetapi sebagai proses.
2) Anak
didik dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan memproses informasi dalam
pikirannya sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Misalnya terampil dalam
observasi termasuk pengukuran (panjang, lebar, waktu, ruang, berat)[1]
Dari berbagai pengertian diatas, keterampilan
proses berarti pula sebagai perlakuan yang diterapkan dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan daya pikir dan kreasi secara efektif dan efesien guna
mencapai tujuan. Pendekatan ketrmpilan proses merupakan pendekatan dalam proses
belajar mengajar yang menekankan pada keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengkomunikasikan perolehannya itu.
2. Jenis-jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses[2]
Ada
berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan
tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan
keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills).
Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni:
mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Sedangkan
keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengindentifikasi
variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik,
menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengelolah data,
menganalisa penelitian, menyusun hipotesa, mendifinisikan variabel secara
operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.
Sejumlah
keterampilan proses yang dikemukakan oleh Funk di atas, dalam kurikulum
(Pedoman Proses Belajar Mengajar) dikelompokkan menjadi enam keterampilan
proses. Adapun 6 keterampilan proses tersebut adalah mengamati, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan,
mengukur, memprediksi, dan
menyimpulkan.
3. Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses
memungkinkan siswa untuk memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Dengan keterampilan
proses yang dilatihkan, siswa akan lebih mudah menguasai dan memahami materi
pelajaran karena siswa belajar dengan berbuat.
Selain itu pendekatan ini juga bertujuan
untuk:
a) Memotivasi
belajar karea siswa dipacu untuk senantiasa berpartisipasi aktif.
b) Memperjelas
konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa karena siswa sendirilah yang
mencari dan menemukan konsep.
c) Mengembangkan
pengetahuan teori dengan kenyataan didalam kehidupan sehari-hari.
d) Mempersiapkan
dan melatih siswa dalam menghadapi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
e) Melatih
siswa untuk berfikir logis dalam memecahkan masalah.
f) Mengembangkan
sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan social dalam
menghadapi berbagai masalah kehidupan.[3]
4. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Keterampilan
Proses
Adapun
keunggulan dan kelemahan pendekatan keterampilan proses, adalah:
a)
Kelebihan Pendekatan Keterampilan Proses
Samatowa
(2006:138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses adalah
:
1) Siswa terlibat langsung dengan objek
nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
2) siswa menemukan sendiri
konsep-konsep yang dipelajari,
3) melatih siswa untuk berpikir lebih
aktif dalam pembelajaran,
4) mendorong siswa untuk menemukan
konsep-konsep baru,
5) memberi kesempatan kepada siswa
untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
b)
Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses
Sedangkan
kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala (2003:75),
sebagai berikut:
1) Memerlukan banyak waktu sehingga
sulit untuk dapat menyesuaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam
kurikulum,
2) memerlukan fasilitas yang cukup baik
dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakannya,
3) merumuskan masalah, menyusun
hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah
pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakannya.
5. Peran Guru
dalam Pendekatan Keterampilan Proses[4]
a) Guru membimbing dan mendidik siswa
untuk lebih terampil dalam menggunakan pengalaman, pendapat, dan hasil
temuannya. Dengan cara menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti dengan alat
peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bangan yang sesuai dengan keperluan.
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang menantang sehingga siswa terdorong untuk meneliti dan mencari jawaban atas
pertanyaan tersebut.
c) Guru memancing keterlibatan siswa
dalam belajar. Seperti meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa
lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang
berbeda.
d) Guru harus memberikan semangat yang
tinggi kepada siswa dalam mengajar.
e) Guru melakukan komunikasi yang
efektif dan memberikan informasi yang jelas, tepat, dan tidak samar-samar pada
siswa.
f) Guru mendorong siswa untuk dapat
menyimpulkan suatu masalah, peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip
yang diketahui.
6. Langkah-langkah Pelaksanaan
Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan
keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan
fakta dan konsep serta penumbuhan sikap dan nilai. (Conny Semiawan, 2002: 16). Pengajaran
dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan beberapa langkah,
sebagai berikut:
1) Mengamati
Kegiatan ini bertujuan untuk
melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala atau fenomena sehingga mampu
membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok
permasalahan.Pengamatan disini diartikan sebagai penggunaan indera secara
optimal dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.
2) Mengklarifikasi
Kegiatan ini bertujuan untuk
menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu.
3) Menafsirkan
Data yang dikumpulkan melalui
observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat
dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
4) Meramalkan
Hasil interpretasi dari suatu
pengamatan digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum
diamati atau kejadian yang akan datang
5) Membuat hipotesis
Hipotesis
adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau
pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir
penemuan berbagai hal baru.
6) Mengendalikan variabel
Variabel
adalah faktor yang berpengaruh.Pengendalian variabel adalah suatu aktifitas
yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan. Hal
ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk
melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
7) Merencanakan
penelitian
Eksperimen adalah melakukan kegiatan
percobaan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
8) Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan
ini bertujuan menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan berdasarkan
pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
9) Menerapkan (mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan
konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau
dalam menyelesaikan suatu masalah,misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan
dalam mata pelajaran yang lain.
10) Mengkomunikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari
hasil perolehan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata,
grafik, bagan maupun tabel secara lisan maupun tertulis.[5]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan
dasar mengajar merupakan keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh
guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi
yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas,keterampilan
mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan.Keterampilan dasar
mengajar tersebut.
Keterampilan
mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang
guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai bidang studi yang
dimampu, keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang
untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar.
[1] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran teori dan aplikasinya,(Yogyakarta:Arruz
Media,2014) hal.167-170
[2]
M.Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran abad 21,(Bogor:Ghalia Indonesia,2014) hal.370
[3]
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran teori dan aplikasinya,
hal.171
[4] Moedjiono dan Moh. Dimyati, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
DEPDIKBUD, 1992)
[5]
M.Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam
Pembelajaran abad 21,(Bogor:Ghalia Indonesia,2014) hal.370
No comments:
Post a Comment