Tuesday, November 3, 2015

pendekatan keterampilan proses



PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
Oleh: Noor Aisyah Istiani

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mendidik merupakan suatu proses yang bertanggung jawab untuk menjadikan seorang siswa untuk menjadi seorang anak yang pintar didalam proses belajar mengajar. Guru sebagai orang yang menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar seharusnya tidak hanya menggunakan strategi yang informasi saja. Sehingga membuat siswa kurang mempunyai inisiatif dan tidak dibiasakan untuk mendapatkan pengetahuan melalui usaha dan pengalaman siswa itu sendiri. Hal ini di karenakan peran siswa lebih banyak hanya menerima informasi dari guru yang kemudian dihafal untuk ujian atau mendapatkan nilai. Guru sebagai orang yang menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar harusnya menggunakan strategi yang merangsang keaktifan siswa.
Untuk itu perlu pengembangan kemampuan dasar, berupa mental fisik dan sosial, untuk menemukan data dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar mengajar. Guna mengaktifkan siswa untuk mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian dari pendekatan keterampilan proses?
2.      Apa saja jenis-jenis keterampilan dalam keterampilan proses?
3.      Apa saja tujuan pendekatan keterampilan proses?
4.      Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan keterampilan proses?
5.      Bagaimana peran guru dalam pendekatan keterampilan proses?
6.      Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan pendekatan keterampilan proses?




BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Keterampilan proses ialah pendekatan pembelajaran yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa. Pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah siswa sendiri.
Pendekatan keterampilan proses merupakan suatu model belajar yang melibatkan guru dan siswa secara aktif dan terpadu dalam proses pembelajaran. Keterampilan proses merupakan keterampilan intelektual yang membekali siswa dengan suatu kemampuan berfikir logis, dan sistematis dalam menghadapi suatu masalah dibidang manapun juga dan tingkt lapisan masyarakat apapun juga. Berikut pengertian pendekatan keterampilan proses menurut beberapa ahli:
a)      Menurut Samana
 pendekatan keterampilan proses merupakan cara memandangi siswa serta kegiatannya sebagai manusia seutuhnya yang diterjemahkan dalam kegiatan pembelajaran yang memerhatikan perkembangan pengetahuan,nilai hidup serta sikap, perasaan, dan keterampilan sebagai kesatuan, baik sebagai tujuan maupun sekaligus bentuk pelatihannya. Dari pendekatan tersebut semua kegiatan belajar dan hasil tampak dalam bentuk kreativitas.
b)      Menurut Mulyasa
pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian tersebut termasuk diantaranya keterlibatan fisik, mental dan social siswa proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.

c)      Menurut Suharjo
pendekatan keterampilan proses merupakan suatu pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran  agar siswa sejak pendidikan dasar membiasakan untuk mencari masalah kemudian melakukan langkah-langkah yang dapat menghasilkan produk sains yaitu fakta baru, konsep, generalisasi hukum dan teori baru.
d)     Menurut Glenco Science Skill Hand Book
keterampilan proses sains adalah keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan para ilmuwan dalam meneliti fenomena alam yang dapat dipelajari oleh siswa untuk pengorganisasian informasi, berfikir kritis, mempraktikkan proses-proses sains dan mempresentasikan dan menggunakan data.
e)      Menurut Gage
Dalam melatih keterampilan proses IPA perlu diperhatikan taraf berfikir siswa menurutnya keterampilan proses IPA yang diajarkan disekolah, antara lain melakukan pengamatan, meramalkan, mengkomunikasikan dan melakukan percobaan.
f)       Menurut Darmodjo dan Kaligis
pendekatan keterampilan proses senada dengan pendekatan inkuiri, Karen memiliki ciri yang sama yaitu:
1)      Mendambakan aktivitas siswa untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber misalnya dari observasi, eksperimen, dan sebagainya.
2)      Guru tidak dominan tetapi selaku organisator dan dan fasilitator.
Pendekatan ini disebut pendekatan proses karena memiliki ciri-ciri khusus yang berkenaan dengan proses pengolahan informasi yaitu:
1)      Ilmu pengetahuan tidak dipandang sebagai produk semata tetapi sebagai proses.
2)      Anak didik dilatih untuk terampil dalam memperoleh dan memproses informasi dalam pikirannya sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Misalnya terampil dalam observasi termasuk pengukuran (panjang, lebar, waktu, ruang, berat)[1]
Dari berbagai pengertian diatas, keterampilan proses berarti pula sebagai perlakuan yang diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan daya pikir dan kreasi secara efektif dan efesien guna mencapai tujuan. Pendekatan ketrmpilan proses merupakan pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan pada keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya itu.
2.      Jenis-jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses[2]
Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Sedangkan keterampilan-keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengindentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan keterhubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengelolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesa, mendifinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.
Sejumlah keterampilan proses yang dikemukakan oleh Funk di atas, dalam kurikulum  (Pedoman Proses Belajar Mengajar) dikelompokkan menjadi enam keterampilan proses. Adapun 6 keterampilan proses tersebut adalah mengamati, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan.

3.      Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa untuk memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Dengan keterampilan proses yang dilatihkan, siswa akan lebih mudah menguasai dan memahami materi pelajaran karena siswa belajar dengan berbuat.
Selain itu pendekatan ini juga bertujuan untuk:
a)      Memotivasi belajar karea siswa dipacu untuk senantiasa berpartisipasi aktif.
b)      Memperjelas konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa karena siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep.
c)      Mengembangkan pengetahuan teori dengan kenyataan didalam kehidupan sehari-hari.
d)     Mempersiapkan dan melatih siswa dalam menghadapi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
e)      Melatih siswa untuk berfikir logis dalam memecahkan masalah.
f)       Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab dan rasa kesetiakawanan social dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.[3]
4.      Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Keterampilan Proses
Adapun keunggulan dan kelemahan pendekatan keterampilan proses, adalah:
a)      Kelebihan Pendekatan Keterampilan Proses
Samatowa (2006:138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses adalah :
1)      Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
2)        siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
3)      melatih siswa untuk berpikir lebih aktif dalam pembelajaran,
4)      mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
5)      memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.

b)      Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses
Sedangkan kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala (2003:75), sebagai berikut:
1)      Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum,
2)      memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakannya,
3)      merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa mampu melaksanakannya.
5.      Peran Guru dalam Pendekatan Keterampilan Proses[4]
a)      Guru membimbing dan mendidik siswa untuk lebih terampil dalam menggunakan pengalaman, pendapat, dan hasil temuannya. Dengan cara menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti dengan alat peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bangan yang sesuai dengan keperluan.
b)      Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang sehingga siswa terdorong untuk meneliti dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
c)      Guru memancing keterlibatan siswa dalam belajar. Seperti meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda.
d)     Guru harus memberikan semangat yang tinggi kepada siswa dalam mengajar.
e)      Guru melakukan komunikasi yang efektif dan memberikan informasi yang jelas, tepat, dan tidak samar-samar pada siswa.
f)       Guru mendorong siswa untuk dapat menyimpulkan suatu masalah, peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.
6.      Langkah-langkah Pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan sikap dan nilai. (Conny Semiawan, 2002: 16). Pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan beberapa langkah, sebagai berikut:
1)      Mengamati
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan.Pengamatan disini diartikan sebagai penggunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.

2)      Mengklarifikasi
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu.
3)      Menafsirkan
Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
4)      Meramalkan
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yang akan datang
5)      Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
6)      Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang berpengaruh.Pengendalian variabel adalah suatu aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
7)      Merencanakan penelitian
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
8)      Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan menyimpulkan hasil percobaan yang telah dilakukan berdasarkan pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
9)      Menerapkan (mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah,misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain.




10)  Mengkomunikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata, grafik, bagan maupun tabel secara lisan maupun tertulis.[5]




























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas,keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan.Keterampilan dasar mengajar tersebut.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin menjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai bidang studi yang dimampu, keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar.










[1] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran teori dan aplikasinya,(Yogyakarta:Arruz Media,2014) hal.167-170
[2] M.Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran abad 21,(Bogor:Ghalia Indonesia,2014) hal.370

[3] Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran teori dan aplikasinya, hal.171
[4] Moedjiono dan  Moh. Dimyati, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: DEPDIKBUD, 1992)
[5] M.Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran abad 21,(Bogor:Ghalia Indonesia,2014) hal.370

No comments: